Langsung ke konten utama

Perbandingan 3 buku

ANALISIS PERBANDINGAN BUKU SEJARAH AGRARIA
Oleh Reza Irgynia Faudi

Buku 1 : Penguasaan Tanah dan Tenaga Kerja Jawa di Masa Kolonial
Identitas Buku :
Judul Buku : Penguasaan Tanah dan Tenaga Kerja Jawa di Masa Kolonial
Penulis : Jan Breman
Pengantar : Sajogya
Penerbit : LP3ES Jakarta, anggota IKAPI .bekerja sama dengan Koninklik Instituut voor taal-, Land-en Volkenkunde
Tahun terbit : 1983
Pencetak : PT. Kwarta Gapura
Cetakan : Cetakan Pertama , Mei 1986
Jumlah Halaman : 230 Halaman


Buku ini membahas tentang adanya sebuah pemberontakan agraria yang ada di kecamatan-kecamatan Sindanglaut dan Ciledug di bagian wilayah timur. Secara penyelidikan dalam pemberontakan ini terjadi tanah komunitas yang dicabut dari kaum tani. Selain itu adanya pembahasan dampak yang terjadi pemberontakan hak atas tanah. Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa adanya sebuah politik kolonial serta akibatnya. Isi dalam buku ini menuliskan bahwa adanya pemberontakan dibawah nangungan pemerintahan kolonial di Cirebon Timur

Keunggulan buku : buku ini sudah menjelaskan adanya sebuah kejadiansehingga sangat mempermudahkan mahasiswa untuk mendapatkan sumbernya.

Kelemahan buku : adanya sebuah penggunaan dalam kata maupun kalimat yang susah dipahami, seperti gibyah-uyah, sawah yasa dll


Buku 2 : Sengketa Agraria Penguasa Perkebunana Melawan Petani
Identitas Buku :
Judul Buku : Sengketa Agraria Penguasa Perkebunan Melawan Petani
Penulis : Karl J. Pelzer
Penerbit : Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Tahun terbit : 1991
Pencetakan : PT Midas Surya Grafindo
Cetakan : Pertama, untuk buku terjemah
Jumlah halaman : 226 Halaman

Buku ini membahas dalam membahas terjadi sebuah permasalahan agraria yang ada di Sumatra Timur. Dalam proses mengenai pemimpin ini kurangnya mementingan hasil kesejahteraan umum dari segi ekonomi yang sehat. Adanya sebuah fenomena sengketa pertanahan dimana penguasa telah menggeser adanya sebuah para wakil penduduk asli dari pemerintah daerah di Sumatra Timur berganti dengan individu-individu yang lebih dominan mementingkan dirinya sendiri dan kurangnya memperhatikan kesejahteraan penduduk.

Keunggulan buku : buku ini sudah baik dalam menjelaskan per bab-babnya adanya sebuah masalah sengketa yang ada di Sumatera Utara.

Kelemahan buku : kurang adanya penyebutan tanggal maupun tahun sehingga sebuah penjabaran alur yang kurang di pahami, adanya bahasa yang kurang dipahami.


3. Pemberontakan Petani Banten 1888
Identitas Buku :
Judul buku asli : The Peasant’s Revolt Of Banten In 1888
Buku : Pemberontakan Petani Banten 1888
Penulis : Prof. DR. Sartono Kartodirjo
Penerjemah : Hasan Basari
Penerbit : Pustaka Jaya
Kota Terbit : Jakarta
Dicetak Tahun : 1984
Jumlah Halaman : 508

Dalam buku ini membahasan tentang pemberontakan yang ada di daerah Banten. Membahas tentang adanya masuknya perekonomian Barat yang tidak sesuai dengan petani. Selain itu rakyat Banten membrontak karena harus membayar pajak, penerapan tanam paksa dan adanya permasahan kepemilikan hak tanah. Buku ini baik tentang pembahasannya karena adanya sebuah kejadian yang menarik bahwa agama dijadikan untuk memulainya sebuah penolakan yang dilakukan sistem modernitas Barat.

Keunggulan Buku : penjelasan yang sangat baik sehingga menjadikan petani langsung dalam sebuah objek adanya pemberontakan yang dilakukan.

Kelemahan Buku : bagi pembaca pemula sangat sulit memahami karena adanya bahasa maupun kata yang kurang jelas artinya



  • Persamaan buku

1. Pembahasan tentang pemberontakan agrariadi Indonesia
2. Membahas adanya pajak yang dilakukan sehingga rakyat merasa ketindas
3. Peran kebijakan dari pemerintah maupun kesultanan yang diterapkan kurang menguntungkan rakyat
Perbandingan
Dalam segi dimulainya sebuah pemberontakan:
Buku 1 : dalam masa kolonial ini adanya sebuah perlukuan istimewa perlindungan yang dilakukan ini wujud kepada petani yang merasa ketidakpuasaan dan perpecahaan
Buku 2 : adanya unsur kabinet yang ikut serta dalam mengambil kebijakann, seperti dalam mengajukan diri ke DPR adanya janji untuk membentuk sebuah panitia agar bisa menyelidiki masalah agraria di Sumatra Timur.
Buku 3 : adanya unsur agama dalam pemberontakan seperti elit keagamaan (Haji Dullatip, Haji Muhidin) dalam perkumpulan yang diadakan untuk menyerang Serang

Kesimpulan
Permasalahn agraria bukan tentang adanya aturan Undang-Undang yang mengenai masalah tanah. Akan tetapi permasalahan agraria bisa muncul sebuah pemberontakan, karena pemberontakan ini terjadi karena ingin menguasai tanah yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Pemberontakan ini objek yang terjadi yakni para petani. Petani merasa di tindas dengan aturan yang berlaku seperti melukakn tanam paksa, pajak yang harus di bayar dan bahkan tentang hak kepemilikan ini. Maka ini membuat petani resah maupun merugikan petani. Disisi lain juga adanya sebuah kebijakan baru disisi lain terciptanya sebuah perubahan yang ada di masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Judul:Hubungan Kerjasama Perbatasan Indonsia-Malaysia(Studi Kasus Perbatasan Nunukan-Tawau) Donwload: https://media.neliti.com/media/publications/82956-ID-hubungan-kerjasama-perbatasan-indonesia.pdf Jurnal:Hubungan Kerjasama Perbatasan Indonesia-Malaysia Volume dan halaman:volume 2, halaman 308-326 Tahun:2015 Penulis: Aryono Putra Reviewer:Reza Irgynia Faudi Abstrak Jurnal dengan judul  hubungan kerjasama perbatasan Indonesia-Malaysia(studi kasus perbatasan Nunukan-Tawau)  tentang hubungan kerjasama dengan pengambilan keputusan kerjasama di perbatasan negara yang dilaksanakan oleh Indonesia-Malaysia serta bentuk kerjasama yang dilaksanakan.Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif. Studi dalam penelitian ini mengambil kebijakan pemerintahan dalam pembangnan kawasan perbatasan dengan kasus di Provinsi Kalimantan Utara. Dalam penelitian ini maka bahan riset menggunakan data primer dan data sekunder. Pendahuluan Proses kerjasama dilatar be...

Pertemuan 5-25 oktober 2020

 Bidang pertanian Tanah bagi jawa itu sesuatu atau segala-galanya dimana tanah sebagai sumber kehidupan yang akan dipake sebagai sumber mata pencaharian,  itu berbeda dengan madura  tidak  menggunakan tanah dengan bercocok dengan sawah, sehingga madura itu menggantungkan hidupnya dengan beternak sapi dengan akhirnya muncul kebudayaan kerapan sapi. Menurut Kuntowijoyo masyarakt Madura yang tidak bercocok tanam tidaklah mengharuskan membutuhkan tenaga kerja yang banyak karena seseorang selain makhluk hidup juga berperan sebagai makhluk sosial dimana membutuhkan interaksi lainnya kemudian akan tercipta sebuah komunikasi dalam hal agama. Jadi, masyarakat desa itu tergantung dalam posisi ekologi masing-masing. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo faktor kepemilikan tanah pertanian menjadi lima klasifikasi: 1. Masyarakat yang memiliki lahan ( lahan pertanian, rumah dan tanah pekarangan) 2. Masyarakat yang memiliki lahan ( rumah, tannah pekarangan) 3. Masyarakat yang memi...

Perbandingan Buku Agraria

Perbandingan buku A. Buku pertama Land Reform dan Gerakan Agraria Indonesia Identitas buku: Judul Buku : Land Reform dan Gerakan Agraria Indonesia Penulis Buku : Noer Fauzi Rachman Penerbit Buku : INSISTPress Tahun Terbit : 2017 Tebal Buku : 356 Halaman Buku ini tentang Agraria di Indonesia, mencangkup beberapa keadaan untuk menulusuri kebangkitan dan keadilan yang ada. Selain itu adanya keteguhan tentang upaya memberikan keadilan Agraria. Buku ini menceritakan land reform dimulai dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesiapada tahun 1945, diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria(UUPA) tetapi di bekukan pada masa orde baru. Reforma Agraria amat dipengaruhi dinamika politik sehingga UUPA ini akan mnciptakan gerakan petani. Pada situasi tersebut perlawanan ini dilakukan karena kaum tani sebagai Saka Revolusi dengan birokat politik militer. Buku ini sangat bermanfaat dalam kajian sejrah agraria, karena penjeasan ini mengenai sejar...